Senin, 14 Oktober 2013

Khutbah Idul Adha 1434 H "Memoar Pengorbanan untuk Hari Ini dan Masa Depan"

15 Oktober 2013 pukul 10:52

oleh: Usman Jayadi

Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Walillahilhamd
Bapak-bapak, Ibu-Ibu, Saudara-Saudari Kaum Muslimin Jamaah Shalat Idul Adha yang Dirahmati Allah SWT.
Sebagai wujud penghambaan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat-Nya yang telah memberikan kita kenikmatan yang begitu banyak sehingga kita dapat hadir dan berkumpul pada pagi yang penuh dengan rahmat-Nya ini guna memperingati satu di antara sekian banyak hari yang mulia yang telah Allah ciptakan. Hari yang menjadi saksi tentang jiwa-jiwa suci penuh perjuangan menggapai harapan, hari yang menjadi ibrah tentang jiwa yang siap berkorban kematian demi mendapatkan keridho’an, Hari yang tidak kan mungkin terlupakan, hingga berakhirnya kehidupan.

Kehadiran kita di masjid yang sama-sama kita cintai ini, bersamaan dengan kehadiran sekitar 4 juta saudara-saudari kita yang tengah menyelesaikan pelaksanaan ibadah haji di tanah suci Makkah. Teriring doa, semoga saudara-saudari kita yang tengah melaksanakan ibadah haji mendapat haji yang mabrur di sisi Allah SWT, dan kita semua baik yang sudah, terlebih yang belum diberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadah mulia itu, Mudah-mudahan di tahun-tahun berikutnya Allah SWT memudahkan jalan bagi kita untuk berkunjung ke Rumah-Nya yang maha mulia itu dalam rangka menunaikan ibadah haji. Amin Ya Rabbal’alamin!

Selanjutnya, Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan keharibaan ruh junjungan alam, baginda Nabi, Rasulullah Muhammad Saw. Semoga kita semua selalu berada dalam kesejatian untuk mengikuti dan mengamalkan ajaran agama beliau hingga akhir dunia ini, Amin ya Mujibassa’ilin….

Melalui khutbah Id ini, saya mengucapkan selamat kepada Hadirin yang Alhamdulillah diberikan hidayah dan rezeki oleh Allah dalam rangka menyembelih hewan qurban untuk disedekahkan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan. Karena Dalam satu Hadisnya, Rasulullah menggambarkan balasan orang yang berkurban, “Tidak ada perbuatan yang paling disukai Allah pada hari raya haji selain berkurban. Sesungguhnya orang yang berkurban akan datang pada hari kiyamat dengan membawa tanduk, bulu, dan kuku binatang kurban itu. Dan sesungguhnya darah kurban yang mengalir itu akan lebih cepat sampai kepada Allah dari pada (darah hewan kurban itu) jatuh ke bumi. Maka sucikanlah dirimu dengan berkurban.” (HR. al-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Dan, Kepada Hadirin-hadirat yang Alhamdulillah diberikan rezeki untuk bersedekah mengisi kotak amal dalam rangka pembangunan masjid yang kita cintai ini. Rasulullah SAW menyampaikan salam kepada kita semua, melalui sabdanya: “Sesungguhnya shadaqah itu akan memadamkan panasnya kubur bagi pelakunya, dan bahwasanya seorang mu’min itu akan bernaung di hari kiamat pada naungan shadaqahnya.” (Shahih At-Targhib wa At-Tarhib)

Perjalanan kita menuju masjid ini, sedekah kita untuk pembangunan rumah Allah ini adalah bentuk dari sebuah pengorbanan, dan yakinlah hadirin bahwa pengorbanan untuk Allah pasti akan dibalas dengan kebaikan di sisi-Nya. Amin ya Rabbal’alamin!

Hadirin sidang id rahimakumullah
Masa usia Sejarah qurban adalah setua masa usia sejarah manusia, menelaah sejarah qurban berarti menelaah sejarah kehidupan manusia yang pertama adam dan hawa.

Qurban, pertama kali disyariatkan pada masa nabi adam as, yaitu terhadap kedua putranya Qabil dan Habil.

suatu ketika, tatkala Adam dan Hawa sudah bersama-sama hidup di dunia dikaruniailah sepasang anak kembar yang pertama ; Qabil dan Iklima.
Qabil adalah seorang yang rupawan, begitupun Iklima seorang putri yang cantik jelita. Pada masa sesudahnya, lahir pula sepasang kembar Habil dan Labuda. Labuda tak secantik Iklima, begitupun Habil meskipun tak setampan saudaranya tapi ia memiliki hati yang mulia.
Di masa putra-putri Adam dan Hawa telah dewasa, Allah mensyariatkan kepada Adam untuk menikahkan anak-anaknya secara bersilangan Qabil kepada Labuda dan Habil kepada Iklima. Habil menerima titah tersebut, akan tetapi Qabil tidak mau menerima perintah Allah, dengan alasan bahwa ia lebih tampan daripada Habil dan lebih berhak untuk menikahi Iklima yang molek rupawan.
Adampun menjadi bingung, betapa keduanya adalah anak-anaknya yang tercinta, siapakah yang harus ia bela? Kemudian Allah memberikan petunjuk melalui wahyu kepada Adam as ; Qabil dan Habil diperintahkan untuk berqurban demi Allah, dan barang siapa yang qurbannya diterima oleh Allah maka dialah yang berhak untuk menikahi Iklima.
Qabil yang merupakan seorang petani berqurban dengan tanaman yang kurus kering keronta, sedangkan Habil yang seorang peternak berqurban dengan seekor gibas jantan yang besar, putih, bersih, bertanduk lagi gagah.
Singkat cerita, qurban Habil lah yang diterima Allah swt gibasnya disimpan di surga dan ia berhak menikahi Iklima, namun kesombongan Qabil telah menutup mata hatinya, ia tidak mau menerima keputusan Allah swt, ia menjadi sombong dan serakah hingga karena terbakar nafsu ia tega membunuh saudaranya sendiri Habil. Inilah peristiwa pembunuhan pertama yang terjadi dalam sejarah umat manusia.

اللهاكبر.......3 وللهالحمد
Hadirin jamaah solat id yang mulia

Sejarah qurban yang kedua adalah pada masa nabi Ibrahim as. Dan syariat ibrahimlah yang hari ini kita laksanakan bersama.
Ibrahim adalah Khalilullah, kekasih Allah, nabi yang taat, patuh dan begitu cinta kepada Tuhan-Nya. Kecintaannya kepada Tuhan menghabiskan seluruh cintanya kepada dunia, beliau tidak pernah merasa ragu dan rugi untuk bersedekah, berqurban ratusan kambing, dan unta.
Hingga suatu ketika umatnya bertanya, wahai Ibrahim, apakah engkau tidak merasa sayang berqurban begitu banyak ?
Ibrahim menjawab, jangankan hartaku, jiwaku, demi Allah yanga kucintai, andai saja aku memiliki anak, dan Tuhan memerintahkan untuk mengqurbankannya, maka akan aku lakukan.

Memang, pada saat itu Ibrahim belum memiliki anak, padahal usianya sudah senja, anak adalah sesuatu yang begitu ia dambakan, setiap saat, setiap waktu, disiang dan malam hari, beliau selalu berkata :
“Rabbi habli minasshalihin”
Tuhanku…karuniailah aku anak yang saleh, anak yang menjadi penerus dakwah risalah kenabian.

Akhirnya setelah sekian lama berdoa, Tuhanpun menjawab doa Ibrahim ..
Pada usia beliau 81 tahun, hasil perkawinannya dengan Hajar terlahirlah Ismail, seorang putra yang saleh, sabar, putra yang menyejukan hati, pencurah rasa, sukma dari kasih sayangnya, belahan hati tumpuan jiwa.
Namun pada usia ismail yang masih belia, dimana penuh dengan kelucuan, keceriaan, menggemberikan orang tua, Ismail yang sudah memiliki akhlak mulia, bijak dan sabar. Ibrahim ditegur oleh Allah pada malam tgl 7 dzulhijjah dalam mimpinya untuk melaksanakan nadzar atau janjinya terdahulu yaitu menyembelih anaknya jika diperintahkan Tuhannya. Dalam mimpi tersebut, Allah SWT menegur beliau”
Wahai ibrahim….penuhi janjimu !
Tersentak…ibrahim dengan mimpinya. Kekagetan yang luar biasa, Keraguan, kegelisahan, gundah gulana. Antara takut dan keyakinan berbaur dalam jiwanya, apakah ini mimpi dari syaitan atau justru wahyu Tuhan yang menagih janjinya?

Otak berputar…fikiran menerawang, raga gemetaran, seluruh pengetahuan dan perasaannya bertumpu memikirkan mimpinya.
Pada malam tgl 8 dzulhijjah mimpi ibrahim berulang kembali

Wahai ibrahim….penuhi janjimu ! kata Allah
Ibrahim semakin gelisah, haruskah putra tercinta, yang didambakan begitu lama, harus ia bunuh dengan tangannya sendiri? mungkinkah Tuhan yang maha rahman dan rahim memerintahkan sesuatu yang tidak baik?
Tapi bukanlah suatu cinta terhebat jikalau tidak diuji dengan ujian yang maha dahsyat ?
Apakah cinta ibrahim kepada Tuhannya akan dikalahkan oleh cintanya kepada ismail ? berfikir- dan terus berfikir …..
Tgl 7 dan 8 dzulhijjah karena Ibrahim berfikir, berfikir dan berfikir maka disebut sebagai yaumut tarwiyah atau hari berfikir …

Pada malam tgl 9 Dzulhijjah ibrahim mendapatkan mimpinya yang ketiga kali, maka ia pun akhirnya mengetahui bahwa mimpinya itu merupakan titah Allah swt. Karena pada tanggal tersebut nabi Ibrahim tahu bahwa mimpi itu dari Allah, dalam bahasa arab kata “tahu” adalah arofa, sehingga tgl 9 Dzulhijjah disebut yaumul arofah..atau hari pengetahuan bagi Ibrahim dan diperingati oleh jamaah haji dengan wukuf di Padang Arofah.

Lantas, Ibrahim pun mengutarakan hal tersebut kepada istrinya, bunda ismail, St Hajar, dengan berat hati ia bicarakan mimpinya.. air mata terurai dari sela-sela tatapan kepada anaknya yang haru, membasahi kedua pipi dari wajah insan salehah itu.

Namun karena kesalehan dan kesabarannya, Hajar penuh dengan keimanan berkata, jangankan anakku, jikalau Tuhan meminta jiwa ragaku harus dihunus seribu pedang, maka aku ikhlas menerima, insya Allah tuhan tidak akan menyengsarakan hambanya yang beriman.

Tapi hal yang terberat bagi Ibrahim adalah ketika ia harus menyampaikan mimpinya kepada anaknya ..
Bahasa apa yang harus ia gunakan ?
Tutur kata apa yang harus ia sampaikan ?
Jiwa Ibrahim dituntun Tuhannya, lidahnya digerakan dengan bahasa Ilahiyah, terukir dalam surat as sofat ayat 102 Allah mengkisahkan :

 “maka tatkala ismail anaknya telah mencapai usia yang sanggup, Ibrahim berkata : wahai anaku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku bahwa aku menyembelihmu, maka fikirkanlah apa pendapatmu ?”

Ismail pun menjawab :
“wahai ayahku, lakukanlah apa yang Allah perintahkan kepadamu, insya allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar…”
subhanallah !!!

Pada tanggal 10 dzuhijjah ibrahim pun membawa ismail kesuatu tempat, disela keberangkatannya sekiranya tempat jumratul aqobah setan menggodanya untuk mengurungkan niatnya dengan seribu dalih dan rayuan busuknya. Ibrahimpun melemparinya dengan 7 kerikil. Setibanya di suatu tempat sekiranya kini jumratul wusto setanpun menggoda kembali dan ibrahim melemparinya lagi dengan 7 kerikil, begitupun ditempat jumratul ula. Peristiwa ini diabadikan dengan ibadah jemaah haji “jumrah” atau melempari batu.

Akhirnya di suatu lembah tandus ibrahim melentangkan ismail, direbahkannya ismail diiring isak tangis seorang ayah yang bijaksana. Jibril pun menyaksikan suatu peristiwa yang maha dahsyat itu.

Tatkala ia hendak menyembelih Ismail, Ibrahim berkata :
xالله اكبر........3
Jibril menyahut:
لا اله الا الله والله اكبر
Ismail menjawab:
الله اكبر ولله الحمد
Inilah lafadz takbir yang pertama kali dikumandangkan dalam sejarah kehidupan manusia.

Hadirin wal hadirot yang dirahmati Allah
Sungguh Allah adalah dzat yang maha rahman dan rahim, yang tak mungkin memerintahkan manusia ke jalan kebusukan dan kebiadaban, perintah-Nya kepada Ibrahim untuk menyembelih Ismail hanyalah ujian atas kecintaan dan kepatuhan ibrahim.
Pedang yang begitu tajam ternyata tak mampu melukai Ismail meskipun hanya untuk memotong sehelai rambutnya. Ibrahim pun kian heran…Tuhan, ujian apakah lagi yang Engkau berikan kepadaku sehingga tatkala kusembelih pedang ini tidak bisa melukai anakku, Ismail? Ucap beliau.
Allah SWT kemudian berfirman :

”Maka tatkala keduanya telah berserah diri dan ibrahim telah membaringkan anaknya (nyatalah kesabaran keduanya) dan Kami panggil ia, hai ibrahim sesungguhnya kamu telah melaksanakan mimpimu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata, dan Kami tebus anak itu dengan seekor kambing yang besar, Kami abadikan untuk ibrahim pujian yang baik di kalangan orang-orang yang datang kemudian, yaitu kesejahteraan atas ibrahim.
(QS. As shoffat 103 –109).

Allah memerintahkan kepada Jibril untuk membawa Qibas qurban dari Habil anak Adam yang ada di surga, diturunkan ke bumi untuk menggantikan posisi ismail, akhirnya gibas Qurban dari Habilah yang disembelih oleh Ibrahim as.

Demikianlah sosok ibrahim dan keluarganya yang senantiasa patuh terhadap segala yang Allah perintahkan, tak ada keraguan meski harus merelakan harta yang paling dicintai dan paling berharga demi cintanya kepada Tuhannya.

Hadirin sidang id rahimakumullah
 “Sesungguhnya kemenangan dalam pertarungan hidup tidaklah diperoleh dengan harta, kekayaan dan, kesenangan; tapi dari perjuangan keras, ketegaran dan kesabaran. Dan bahwa keberhasilan manusia tidaklah diperjualbelikan begitu saja atau diberikan secara gratis melainkan harus disertai dengan pengorbanan dan ketundukkan kepada Sang Pencipta;
Syekh 'Aid Abdullah al-Qarany dalam kitabnya "la tahzan" mengatakan: "apabila Anda melihat padang pasir yang luas tak bertepi, yakinlah bahwa di balik itu akan ada taman hijau nan indah dan apabila saat ini anda bermandikan air mata yakinlah sebentar lagi akan datang senyum kesuksesan, asalkan kita tetap yakin bahwa Allah akan menolong kita dan terus berusaha tanpa henti".
*)Mengakhiri khutbah ini, saya mengajak kepada kita semua, marilah kita berjanji kepada diri kita sendiri. bahwa segenap hidup dan mati kita, segenap jiwa dan pikiran kita, segenap harta dan waktu-waktu kita, telah kita jual kepada Allah swt yang akan dibayarnya – kelak- dengan surga;

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. At Taubah ayat 111)

Mudah-mudahan Allah SWT memberikan rahmat-Nya kepada kita, mengabulkan segala doa dan harapan kita, serta dimudahkan jalan untuk berkorban dalam mencapai tujuan dan cita-cita kita. Amin ya Rabbal’alamin! 
Ja’alanallahu waiyyakum bimaa fiihi minal ayaati wadzzikrilhakim, wataqabbalallahuminna waminkum tilawatahu innahu huwassami’ul ‘aliim… 
Allahu akbar 3x la ilaha illallah wallahu akbar
Allahu Akbar walillahilhamd 

(Disampaikan pada Khutbah Idul Adha, Masjid "Baiturrahim" Lingkungan Pejarakan)